photo Banner1_zpsb41d32c5.jpg

Rabu, 20 Februari 2013

Nicolaus Copernicus

Nicolaus Copernicus
(terlahir:Niklas Koppernigk)
(bahasa PolandiaMikołaj Kopernik)
Nicolaus Copernicus
Lahir
Toruń (Thorn), sekarang Polandia.
Meninggal
24 Mei 1543 (umur 70),
Frombork (Frauenburg), Warmia, sekarang Polandia
Bidang
Dikenal atas

Niklas Koppernigk (latinNicolaus Copernicusbahasa Polandia Mikołaj Kopernik; lahir di Toruń19 Februari 1473 – meninggal di Frombork24 Mei 1543 pada umur 70 tahun) adalah seorang astronommatematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia, yang mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahariTata Surya dalam bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Ia juga seorang kanon gereja, gubernur dan administrator, hakim, astrolog, dan tabib. Teorinya tentang Matahari sebagai pusat Tata Surya, yang menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern (teori ini menimbulkan revolusi ilmiah). Teorinya memengaruhi banyak aspek kehidupan manusia lainnya. Universitas Nicolaus Copernicus di Torun, didirikan tahun 1945, dinamai untuk menghormatinya.

Quote:
“Ada beberapa 'pembual' yang berupaya mengkritik karya saya, padahal mereka sama sekali tidak tahu matematika, dan dengan tanpa malu menyimpangkan makna beberapa ayat dari Tulisan-Tulisan Kudus agar cocok dengan tujuan mereka, mereka berani mengecam dan menyerang karya saya; saya tidak khawatir sedikit pun terhadap mereka, bahkan saya akan mencemooh kecaman mereka sebagai tindakan yang gegabah”.

Nikolaus Kopernikus menulis kata-kata yang dikutip di atas kepada Paus Paulus III. Kopernikus mencantumkan kata-kata itu dalam karya terobosannya yang berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres (mengenai perputaran bola-bola langit), yang diterbitkan pada tahun 1543. Mengenai pandangan yang dinyatakan dalam karyanya ini, Christoph Clavius, seorang imam Yesuit pada abad ke-16, mengatakan, "Teori Kopernikus memuat banyak pernyataan yang tidak masuk akal atau salah". Teolog Jerman, Martin Luther, menyayangkan, "Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi".


Sudah sangat lama kebanyakan orang di dunia meyakini bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Sebagai pusat, bumi diam tak bergerak, sedangkan benda-benda langit mengelilinginya. Sebagai contoh yang menipu mata, adalah pergerakan matahari yang terbit dari timur dan tenggelam di barat. Beruntunglah ada sosok Nicolaus Copernicus yang mampu mendobrak tradisi tersebut. Copernicus, yang disebut-sebut sebagai bapak Astronomi Modern, menjadi pengembang teori heliosentris (matahari sebagai pusat) dalam bentuk yang detail.

Ya, sejatinya, teori bahwa bumi mengelilingi matahari, tidak murni berasal dari Copernicus, pria yang lahir di Torun, 19 Februari 1473. Melainkan sudah muncul jauh-jauh hari. Semisal, gagasan Aristarkhus dari Samos pada abad 3 SM. Phythagoras, juga memiliki ide serupa. Para pengikutnya menyebarluaskan ajaran bahwa bumi dan matahari bergerak mengelilingi sebuah ‘api pusat’. Namun, dalam perjalanan waktu, ide bahwa bumi adalah pusat yang dicetuskan Aristoteles, lebih terkenal dan lebih mudah dipahami masyarakat dari zaman ke zaman.

Tidak demikian dengan Copernicus. Sejak sekitar tahun 1514, ketika ia berusia 41 tahun, pria ini menulis manuskrip yang diberi titel Nicolai Copernici de hypothesibus motuum coelestium a se constitutis commentariolus (atau lebih umum dikenal sebagai Commentariolus). Teori Copernicus kala itu masih ‘mentah’, tidak didukung argumen yang memadai, tanpa ada perhitungan matematis, tapi sudah berpijak pada pemikiran tentang pergerakan bumi. Manuskrip sejumlah 40 halaman ini hanya diedarkan kepada kalangan terbatas, rekan-rekan Copernicus. Ada kemungkinan ia menghindari perseteruan, entah dengan kalangan religius atau dengan kalangan filsuf dan ahli astronomi.

Setelah perjuangan panjang, Copernicus bersua dengan Georg Jiachim Rheticus, seorang ahli matematika yang kemudian menjadi muridnya. Rheticus menyusun ringkasan teori sang guru dalam buku Narratio prima, kemudian menerbitkannya. Melihat karya tersebut ternyata diminati banyak orang, dan atas desakan Rheticus, akhirnya Copernicus berani untuk menerbitkan karyanya De revolutionibus, yang merupakan karya final dari karyanya terdahulu, Commentariolus.

Judul karya tersebut, yang secara lengkap berbunyi De revolutionibus orbium coelestium (tentang Perputaran Bola-Bola Langit), tidak berasal dari sang pengarang sendiri. Melainkan dari Andreas Osiander, seorang teolog yang diberi hak untuk menjadi supervisor buku tersebut oleh Rheticus.

Di sinilah Osiander memberi peranan penting. Dengan frasa ‘bola-bola langit’ di judul, terkesan karya ini dipengaruhi gagasan Aristoteles, bukan sebaliknya. Dan Osiander juga menulis kata pengantar unik, yang menyebutkan isi buku ini belum tentu benar. Osiander sendiri tidak mencantumkan nama atau tanda tangan pada kata pengantar tersebut. De revolutionibus diterbitkan pada 1543, tahun meninggalnya Copernicus.
Buku Copernicus yang berisi 7 gagasan pokok ini, awalnya menerima respons positif berkat trik Osiander. Namun, pada akhirnya, karya penting ini mengundang kontroversi. Pada tahun 1616 Gereja Katolik mencantumkan De revolutionibus sebagai buku terlarang. Dan, butuh waktu lebih dari 200 tahun untuk gereja mencabut daftar tersebut.

Disebutkan bahwa ada kekhawatiran dari pihak gereja, jika buku ini disebarluaskan, akan muncul rasa tidak hormat kepada institusi tersebut. Karena, gereja sendiri mendukung teori bumi sebagai pusat alam semesta. Padahal, ide bahwa bumi merupakan pusat segalanya, tidak berasal langsung dari Alkitab. Hanya, merupakan penafsiran harfiah atas ayat-ayat Tuhan oleh kalangan gereja, yang kemudian dijadikan doktrin.

Copernicus sendiri, meninggal dengan tenang, jauh sebelum kontroversi bukunya. Copernicus yang sempat koma karena stroke, dikabarkan sadar ketika diberi tahu bukunya sudah terbit, dan menjalani hari-hari terakhir hidup dengan menggenggam karya yang mengubah pandangan dunia tersebut.

Sumber : sidomi dan wikipedia

Senin, 18 Februari 2013

Calo

Calo,, mungkin agan-agan belum mengetahui apa itu calo. Calo adalah orang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya untuk menguruskan sesuatu berdasarkan upah; perantara; makelar.. Menurut beberapa orang adalah pekerjaan yang salah karena dapat merugikan orang lain, tapi tidak semua calo merugikan. Ada juga calo yang berguna dan tidak merugikan.. contohnya calo taksi ini..
Dia membantu calon penumpang untuk mendapatkan taksi ke tujuan yang di inginkan..
Panas terik dia lalui untuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Dari pagi, siang, sampai sore stay on di pinggir jalan berharap ada seseorang yang ingin menggunakan jasanya. Penghasilanya Rp. 3.000 untuk setiap penumpang yang dibantunya. Sungguh pekerjaan yang melelahkan. Saat aku melihatnya aku jadi terfikir bagamana masa lalunya. Mungkin dia dulunya suka menyia-nyiakan waktunya hingga ia harus mendapatkan pekerjaan yang berat di masa tuanya. Andai saja dia dulu sekolah mungkin nasibnya tidak akan seperti sekarang.
Aku bersyukur bisa menuntut ilmu sampai bangku kuliah. Tak ingin ku sia-siakan masa muda ku hanya untuk bermain-main saja atau berkumpul bersama teman-teman.
Hidup hanya sekali jadi gunakanlah sebaik-baiknya..
Sekian dahulu postingan saya,, jika nanti saya menemukan orang yang dapat menginspirasi kita semua insyaallah akan di posting lagi.. Keren Dah

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda